Related Posts with Thumbnails
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Tuesday, March 31, 2015

Kewirausahaan Untuk Mengurangi Efek Pengangguran

Begal, tentunya kita semua sudah tidak asing lagi dengan kata itu. Tindakan kriminal yang sangat meresahkan masyarakat baru-baru ini. Tiap hari selalu saja ada berita tentang hal itu, bahkan seperti tidak ada habisnya. Pelakunya pun tak tanggung, kebanyakan adalah usia remaja. Banyak pelaku yang statusnya baru saja lulus sekolah menengah atas. Mengapa tindak kriminal sekarang lebih banyak? Mungkin ini adalah efek dari tambah banyaknya pengangguran di Negara kita ini. 

Berdasarkan wilayah, jumlah pengangguran di pulau Jawa paling tinggi dibandingkan pulau lainnya. Hal ini terjadi karena tingginya arus urbanisasi dari desa ke kota ataupun dari pulau lain ke pulau Jawa, dengan ekspektasi bahwa akan tersedia lapangan kerja yang cukup dan memadai di Pulau Jawa. Akan tetapi, tingginya jumlah penduduk yang melakukan urbanisasi menyebabkan penumpukan dan tidak dapat semuanya diserap oleh pasar tenaga kerja. Tingginya beban hidup di perkotaan, ditambah lagi dengan kondisi menganggur, menyebabkan terjadinya kemiskinan dan yang lebih memprihatinkan meningkatnya aksi kejahatan/kriminal.

Yang saya kutip dari jurnal "The Effects of Unemployment on Property Crime" dari Karin Edmark, menurut teori ekonomi kejahatan, dengan fundaments ditetapkan oleh Becker [1968], menganggap kejahatan sebagai jenis pekerjaan, yaitu sebagai suatu kegiatan yang membutuhkan waktu dan menghasilkan manfaat ekonomi. Ini menggambarkan pilihan individu antara kerja dan kejahatan sebagai sumber pendapatan selama satu periode. Kerja dan kejahatan yang dianggap sebagai kegiatan alternatif yang tidak bisa digabungkan.Bagaimana banyak kejahatan terjadi? dikarenakan banyak pengangguran yang lebih memilih kejahatan jika pengembalian/hasil yang diharapkan dari kejahatan lebih tinggi daripengembalian/hasil yang diharapkan dari pekerjaan. Dan dengan didorong faktor semakin sedikit lapangan pekerjaan dan semakin banyak saingan untuk memperoleh suatu pekerjaan. Serta standart yang banyak ditetapkan oleh industri pencari tenaga kerja kebanyakan adalah tingkat sarjana. 

Bisa dikatakan pilihan individu antara kejahatan dan kerja dipengaruhi oleh upah. Banyak yang lebih memilih untuk kejahatan dikarenakan hasilnya lebih banyak daripada dengan bekerja secara halal. Semakin banyak kejahatan yang terungkap, semakin banyak pula tingkat pengangguran yang bisa bertambah. Setiap pelaku kejahatan ditangkap, dan setelah itu dibebaskan, mereka tidak bisa/sulit untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang benar/halal. Dikarenakan catatan kriminal merekalah yang menyebabkan seperti itu, dan pada akhirnya mereka tetaplah menganggur dan melakukan tindakan kejahatan lagi. Jika masalah kriminalitas yang kian banyak ini tidak segera diatasi, maka iklim investasi pun bisa terganggu.karena investor asing akan berpikir 2 kali untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Selain pengangguran ditingkat org yg belum terdidik atau yang sampai lulusan SMA/SMK. Pengangguran di level universitas pun mengalami kenaikan. Meski dalam pendidikannya mereka paling tinggi, mengapa banyak lulusan universitas yang menganggur?

Dalam jurnal lain yang bisa saya kutip, "Pengangguran di Era Komputerisasi" oleh Engelwati Gani. Di sini dikatakan, tingginya jumlah penganggur lulusan universitas mencerminkan tiadanya konsep pemerintah untuk mengelola dan mendayakan potensi kolektif SDM terdidik.
Dalam perspektif lain, tingginya jumlahh penganggur sarjana mencerminkan kekeliruan orientasi pengelolaan universitas, di mana secara umum gejala lemahnya dasar-dasar intelektual mudah dijumpai di kalangan mahasiswa, meliputi ketidakmampuan menalar kritis, mengungkapkan gagasan, kurang mandiri, dan sebagainya.

Kondisi di atas mengisaratkan betapa masalah pengangguran menjadi masalah yang sangat serius. Beberapa pihak menyoal keberadaan lulusan perguruan tinggi saat ini. Menurut Hendarman, Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas menyatakan ”data pengangguran terdidik di Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya.”

Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Maka dari itu pentingnya pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa. Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka. 

Kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau kemuduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok entrepreneur ini. Melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat pada masyarakat. Contohnya saja menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. 

Di situasi yang sekarang ini, memang banyak dan terus meningkat jumlah pengangguran terdidik. Mungkin dengan wirausaha, bisa lebih banyak mengurangi tingkat pengangguran terdidik maupun pengangguran lainnya dalam mendapatkan suatu pekerjaan. Dan membantu program pemerintah untuk menekan angka pengangguran di Negara kita tercinta ini...

Sumber jurnal :

Nama : Adi Wahyu Permana
NBI    : 1461404817
Kelas  : S
Tugas : Kewirausahaan
Nama Dosen : Supangat, SE, S.Kom, M.Kom.

0 comment: